Minggu, 17 November 2013

aku merindukanmu!

  Berawal dari facebook baruku kau menyapaku dengan tiba-tiba. Sosok yang pernah kuperbincangkan namun tak kukenal. Hari itu semua berawal tak ada perasaan sedikitpun walaupun hanya sebesar guntingan kuku.
  Sebulan kemudian aneh rasanya saat kau tatap mataku, tatapanmu begitu hangat mengalahkan sinar mentari pagi. Senyumanmu begitu manis mengalahkan gula yang sedang diolah dipabriknya. Aku tak yakin ini cinta, terlalu kecil untuk mengenal cinta kurasa. Namun tak dapat kupungkiri kau seperti mengajarkanku apa itu cinta, meski kurespon dengan keluguanku seolah-olah mengerti apa itu cinta.
   Saat kau mengatakan cinta, tepat dihari jum’at, aku bingung apa yang harus kulakukan. Meski sebenarnya ini hal yang paling kutunggu-tunggu. Kau memang cinta pertamaku yang mengajarkanku banyak hal setelah kita menjalin hubungan ‘lebih dari teman’
    Kau mengajarkanku banyak arti dalam perasaan. Mulai dari arti bahagia, canggung, malu, hingga membohongi diri sendiri. Sosok unikmu yang mengajariku arti berbagi, dan bercerita. Berbagi kepada teman sebangku, bercerita melalu secarik kertas yang bertulis puisi sederhana yang belum mengenal majas dan diksi yang baik. Tulisan yang masih seperti penduduk antah-berantah yang misalkan kuperlihatkan padamu mungkin saja kau takkan mengerti. Betapa indahnya saat itu dan andaikan dapat terulang, kan kunikmati dan kubawa diriku kembali pada saat duduk bersama didepan kelas. Namun itu tak mungkin! Hidup bukan seperti kaset yang dapat dipause pada saat bahagia dan dipercepat ketika berduka.
   Sudah 2 tahun lepas kejadian itu. Semua begitu cepat berubah. Dulu memang tak pernah terpikir bagiku tuk mempertahankanmu, menjagamu agar tetap bersamaku. Yang aku tau hanya perasaanku aneh dan berbeda, menyenangkan bila ku bisa berada didekatmu. Masih kuingat jelas tembok yang membatasi kita ditingkat kedua  sekolah, kursi yang pernah kita duduki bersama, lapangan upacara sekolah. Pasti semua tlah berubah sama halnya dengan kita.
   Jerawat mulai memenuhi wajah pertanda kita berhanjak dewasa. Perasaanmu yang sudah pasti berubah begitu juga denganku. Namun tak dapat kupungkiri untuk melupakanmu aku tak mampu, aku masih tak bisa menghilangkan bayangmu dibenakku meski tlah bersama yang lain. Meski kita sudah mempunyai hidup masing-masing sebenarnya itu tak berpengaruh bagiku untuk mengingat kenangan itu.  Saat indah bersamamu, saat bahagia kita dulu. Terlalu indah tuk kulupakan namun terasa pahit bila kukenang, bahkan kini ketika kau bersama yang lain. Memang perasaanku berbeda namun kau masih terasa ada meski tak nyata. Aku memang tak pantas cemburu dan perasaan ini belum kupastikan bahwa ia bernama cemburu, namun mungkin sejenis itu. Tak akan pernah kulupakan baik sedih maupun senang. Dan kini, hanya satu yang ku tahu bahwa kuingin bertemu kamu, aku merindukanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar