Berawal dari facebook baruku kau
menyapaku dengan tiba-tiba. Sosok yang pernah kuperbincangkan namun tak
kukenal. Hari itu semua berawal tak ada perasaan sedikitpun walaupun hanya
sebesar guntingan kuku.
Sebulan kemudian
aneh rasanya saat kau tatap mataku, tatapanmu begitu hangat mengalahkan sinar
mentari pagi. Senyumanmu begitu manis mengalahkan gula yang sedang diolah
dipabriknya. Aku tak yakin ini cinta, terlalu kecil untuk mengenal cinta
kurasa. Namun tak dapat kupungkiri kau seperti mengajarkanku apa itu cinta,
meski kurespon dengan keluguanku seolah-olah mengerti apa itu cinta.
Saat kau
mengatakan cinta, tepat dihari jum’at, aku bingung apa yang harus kulakukan.
Meski sebenarnya ini hal yang paling kutunggu-tunggu. Kau memang cinta
pertamaku yang mengajarkanku banyak hal setelah kita menjalin hubungan ‘lebih
dari teman’
Kau
mengajarkanku banyak arti dalam perasaan. Mulai dari arti bahagia, canggung,
malu, hingga membohongi diri sendiri. Sosok unikmu yang mengajariku arti
berbagi, dan bercerita. Berbagi kepada teman sebangku, bercerita melalu secarik
kertas yang bertulis puisi sederhana yang belum mengenal majas dan diksi yang
baik. Tulisan yang masih seperti penduduk antah-berantah yang misalkan
kuperlihatkan padamu mungkin saja kau takkan mengerti. Betapa indahnya saat itu
dan andaikan dapat terulang, kan kunikmati dan kubawa diriku kembali pada saat
duduk bersama didepan kelas. Namun itu tak mungkin! Hidup bukan seperti kaset
yang dapat dipause pada saat bahagia dan dipercepat ketika berduka.
Sudah 2 tahun lepas
kejadian itu. Semua begitu cepat berubah. Dulu memang tak pernah terpikir
bagiku tuk mempertahankanmu, menjagamu agar tetap bersamaku. Yang aku tau hanya
perasaanku aneh dan berbeda, menyenangkan bila ku bisa berada didekatmu. Masih
kuingat jelas tembok yang membatasi kita ditingkat kedua sekolah, kursi
yang pernah kita duduki bersama, lapangan upacara sekolah. Pasti semua tlah
berubah sama halnya dengan kita.
Jerawat mulai memenuhi
wajah pertanda kita berhanjak dewasa. Perasaanmu yang sudah pasti berubah
begitu juga denganku. Namun tak dapat kupungkiri untuk melupakanmu aku tak
mampu, aku masih tak bisa menghilangkan bayangmu dibenakku meski tlah bersama
yang lain. Meski kita sudah mempunyai hidup masing-masing sebenarnya itu tak
berpengaruh bagiku untuk mengingat kenangan itu. Saat indah bersamamu,
saat bahagia kita dulu. Terlalu indah tuk kulupakan namun terasa pahit bila
kukenang, bahkan kini ketika kau bersama yang lain. Memang perasaanku berbeda
namun kau masih terasa ada meski tak nyata. Aku memang tak pantas cemburu dan
perasaan ini belum kupastikan bahwa ia bernama cemburu, namun mungkin sejenis
itu. Tak akan pernah kulupakan baik sedih maupun senang. Dan kini, hanya satu
yang ku tahu bahwa kuingin bertemu kamu, aku merindukanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar