Selasa, 26 November 2013

apakah ini nyata?

       Dimalam yang diterangi purnama ini aku sendiri, tiada yang menemani, aku kecil, tak terlihat. Mungkin aku bayangan hingga tak dipedulikan, tak dianggap ada. Aku merasa kesepian, sendiri, tak ada tempat berbagi, yaah itu wajar sekali. Tak ada yang menemani, setiap hari, aku sendiri.
      Kesepian yang selalu bersamaku, setia sekali fikirku. Orang lalu tak melihatku, apa aku benalu? Aku rasa aku tak pernah mengganggu, kesenangan apalagi kedukaan orang sekitarku, malah aku tak pernah mempedulikan itu. Apa aku terlalu sibuk dengan duniaku? Hingga aku terbelenggu disuatu titik kejenuhanku.
      Aku merasa hidup. glow in the dark. Yaah itu kata-kata yang tepat kurasa! Aku mulai mengerti apa itu bahagia dan menyadari hidupku yang gelap sebelumnya. Aku yang tak sama sekali mengerti cinta tiba-tiba menjadi gila karnanya. Aku gila karna cinta, aku gila karna keberadaannya. Saat dia berada bersamaku, dunia terasa berubah. Apa pabrik cat sedang memproduksi cat dalam jumlah yang maximal hingga setiap langkah ku melihat warna-warna yang indah. Senyumnya, tawanya… apa aku hidup didunia lollipop yang over colourful?
     Merasa dihargai, akupun bahagia, ini memang pertama kalinya. Sebahagian inikah? Tak ada alasan untukku menjawab tidak. Kesuramanku selama ini bak daun yang dimakan mikrofag, lumpuh, tak sanggup menyerangku lagi. Ia pergi menjauh. Semenjak ada dia hidupku terasa lebih indah bahkan sempurna. Setiap pagi dia menyapaku hingga kata-kata perpisahan dimalam hari. Aku tau, semenjak ada dirinya aku lebih semangat menjalani hariku, perbedaan ini jelas terasa olehku. Meski aku tau hubungan ini tidak memiliki status yang pasti, dia anggap aku apa, aku tak tau. Namun tetap kunikmati hal menarik ini hingga dia mengatakan hal yang sebenarnya memang kutunggu. Cinta. Yaah cinta. Dia mengatakan cinta padaku, dia membuatku membeku, bahagia terlihat jelas diparasku. Tak dapat kupungkiri lagi. Dia jadi milikku dan akupun jadi miliknya. Kamar yang tadinya rapih seketika kurubah menjadi hancur bak rumah yang baru saja tertimpa gempa berkekuatan 15 scala richter. Begitu bahagianyaa…
   Memikirkannya aku merasa seperti orang dewasa yang sudah pantas mencintai dan cintai oleh seseorang yang disebut ‘pacar’. Yah sekarang aku sudah bisa memastikan status hubungan kami yang sempat semu.
    Hari demi hari kulewati bahagia, bulan pertama terasa begitu indah. Disekolah, digerbang sekolah, dicafe tempat biasa, ice cream gelato malam ini terasa sangat luar biasa. Dengan tempat, resep, dan harga yang sama namun dengan orang yang berbeda membuat ice cream ini terasa beda. Aku tau hidupku yang suram sudah berubah meski aku tak tau berapa lama umurnya. Bulan kedua kita tidak seperti bulan pertama namun masih kurasa bahagia. Begitu juga dengan bulan ketiga, keempat, dan juga kelima. Dia masih tersenyum dan setia menemaniku hinggaku terlelap dimalam harinya.
   Ini sudah bulan keenam. Aku rasakan perbedaan. Apa yang terjadi? Ada apa denganmu? Planning-planning buruk mulai menghantuiku dan aku harap semuanya palsu.  Sungguh aku benar mencintainya dan aku tak mau………kehilangannya. Sejahat apa dia melarang pabrik jotun, avitex, dan pabrik cat lainnya berhenti berproduksi hingga warna dihidupku lama-kelamaan luntur. Kemana semua warna-warni indah itu?
   Lama-lama kurasa ini nyata, yang biasanya dia selalu menyapaku dipagi hari kini hanya kicauan burung yang kunikmati, tak ada senyum indah itu lagi yang biasanya menggetarkan batin hati. Yang biasanya mengucapkan kata perpisahan dimalam hari kini tiada lagi, kita memang berpisah tapi tanpa suatu ucapan dan dia tak kembali seperti biasanya dimalam hari. Sebenarnya dia dimana? Dia kemana? Apa dia bisu hingga tak lagi bisa menyapaku? Atau………..semua kebahagiaan ini, telah berpaling kelain hati. TIDAK! Aku tak akan pernah rela. Setega apa dia mengembalikan hidupku yang sudah berwarna kekegelapan yang sebenarnya pernah ada. Ku tak menyangka.
  Namun kusadari sekuat apapun kumengatakan tidak, sebanyak apapun bulir air mata yang menetes, dia tetap tidak akan kembali, bahkan datang sebentar untuk memberikan penjelasan. Tidak akan pernah, percuma saja aku berharap. Iyakan? Iya aku tau, mungkin ini hanyalah harapan-harapan bodoh wanita yang mudah percaya cinta, yang selalu terlena oleh kata-kata indah.

Baiklah kini aku mengerti, aku akan kembali kekehidupan lampauku, tak ada warna tak ada cinta namun juga tak ada luka meski ada sedikit duka. Terimakasih cinta, terimakasih telah kau bawaku kekehidupan yang berwarna.
Bibirku telah melupakan semuanya namun tak bisa kupungkiri hatiku belum dan tak akan pernah bisa. Karna sampai kata-kata ini kau baca, sampai kau menyadari semua, perasaan ini akan masih ada dan tersimpan, tertata rapi, di salah satu bagian hati terdalam. Selamanyaaaa….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar